Sabtu, 13 Juni 2015

Alhamdulillah

Sampai hari ini Allah memberiku kebahagiaan yang bertubi-tubi, Alhamdulillah.
Dari dapet lokasi kkn yang mungkin imposible karena semua cowok dari jurusanku berbeda lokasi denganku. Setelah observasi pun aku juga sangat merasa bahagia karena sambutan warga yang berlebihan. Ah, semoga  betah disana dari penerjunan sampai selesai. Dan masih banyak bahagia yang tak dapat aku tulis semua disini.
Hari ini aku juga bahagia melihatmu bahagia atas wisuda mu, atas bahagia yang kau dapatkan juga dari orang yang disampingmu sekarang.
Kalau fikiranmu sepertiku, maaf kalau 2 tahun ini aku belum bisa melupakanmu, bukan karena aku mengharapmu kembali kepadaku. Tapi belum ada wanita yang berhasil menjatuhkan hatiku. Jangan merasa sedih karena itu, karena aku bisa bahagia tanpa kekasih untuk saat ini.
Ah, mungkin aku salah juga, karena aku berfikir kamu akan bahagia sepertiku ketika aku juga bahagia. Bahkan mungkin kamu tak peduli sama sekali denganku.
Saat ini aku sedang menikmati kebebasanku, bebas bukan berarti bebas tanpa aturan dan tanpa kewajiban ku saat ini, aku menikmati bebas dengan aturan dan kewajibanku menyelesaikan bangku kuliahku yang sedikit terlambat. Menikmati apa yang sudah ditakdirkan Tuhan untukku. Menapaki satu-satu yang di rasa nyaman, masih mencari sesuatu yang pada akhirnya aku akan berhenti mengejarnya.

Selamat

Hai. Selamat ya atas keberhasilanmu hari ini.
Selamat wisuda kamu.
Sendari pagi recent updateku penuh dengan namamu, penuh dengan fotomu, meski kau tak pernah ada dalam kontakku.
Oh iya, masalah foto disampingmu itu. Banyak orang yang menanyakan padaku. "kamu sedih engga lihat foto itu ?"
Aku hanya bilang sama mereka, " hei, kenapa aku harus sedih, hari ini dia bahagia, aku sudah memastikan itu, tidak ada alasan untukku bersedih ".
Aku akan merasa sakit ketika keputusanmu meninggalkanku tidak menemukan kebahagiaan dari orang lain yang kamu anggap bisa membahagiakanmu.
Begitu pula sebaliknya, aku akan merasa sedih ketika kau tak merasa bahagia.
Banyak teman-temanmu bilang padaku, kenapa aku enggak datang di acara perayaanmnu itu. Ah tentu saja, kehadiranku akan menjadi pengganggu perayaanmu pastinya.
2 tahun tak berjumpa, sekarang mukamu mirip mama mu ya. Terlihat jelas garis wajahmu sama seperti mama mu.
Aku hampir tak mengenalmu karena wajahmu sangat berbeda sekali, beruntung kamu mirip mama mu, jadi aku masih mengenalimu.
Aku akan terus mendoakanmu. Bagaimanapun kamu pernah menjadi bagian hidupku selama itu, sudah terlalu jauh hubungan kita kala itu.
Selamat ya, hope you get a great success someday.

Jumat, 01 Mei 2015

Hello

Hai kamu, apa kabar?? Enak ya abis ninggalin aku gitu aja? Masihkah suka stalking sama timeline aku ? Kalau iya, tak usah malu karena itu.

Saat ini aku sedang membaca bukunya Pramoedya Ananta Toer, dan saat ini juga aku ingat pesan kakek, kalau kita berani mencintai seseorang, kita juga harus berani kehilangan.

Tak terasa ya sudah hampir 2 tahun kita tak saling jumpa. Masihkah kamu menjaga rindu yang menghiasi sudut matamu seperti beberapa tahun lalu ?

Aku tak tau apakah kamu rindu aku, tapi aku yakin kamu bahagia bersamanya, biar waktu saja yang menjawab, seperti perkataanmu padaku malam itu.

Lebih enak mana, pas masih sama aku atau setelah meninggalkan aku? Pasti udah ga ada lagi yang akan cerewet melarangmu bermain sampai larut malam, serta harus bekerja dengan rok sependek itu. Mungkin kamu sudah cukup nyaman dengan hidupmu yang tak lagi aku atur itu. Tapi aku tahu persis, kamu melampiaskan kekesalanmu karena aku dengan terus menerus membohongiku. Aku cukup mengenal kamu.

Oh iya, aku punya dua kabar, kabar baik dan kabar buruk. Kamu mau dengar yang mana dulu? Kabar baik? Baiklah. Begini, sejak kamu pergi jemariku jadi lebih terampil merangkai kata, mungkin untukmu, aku tau kamu pasti tak pernah membaca ini, tapi aku tau suatu saat kamu pasti baca mungkin dengan cara aku paksa. Kabar buruknya, ternyata aku cukup lelah menanti kamu, apalagi menulis semua tentangmu, mungkin lebih baik aku lupakan semua tulisan untukmu ini ya. Lagi pula aku terlalu lelah karena kamu pasti tak pernah membaca ini.

Untuk saat ini, kabarmu tak mampu kuraih, bukannya aku letih, aku hanya malas berurusan dengan cinta. 

Apa kabar hatimu? Apa masih tempat terdingin yang pernah aku singgahi? Kabari aku kalau hatimu telah kosong hingga aku bebas menjadi penguasanya di sana.

Ramuan apa yang harus aku minum agar kamu tak terlalu lama di kepalaku?

Senin, 02 Maret 2015

PAGI YANG SIGKAT

Pagi tak bisa melawan waktu, mendebatnya kenapa datangnya singkat.
Pagi tak pernah lupa janjinya untuk datang lagi dikemudian hari, waktu juga tak menuntut lebih, tak kurang.
Pagi tak pernah lupa pada jingganya setelah ungu yang tak dimiliki senja.
Pagi akan menunggu.
Sampai habis waktunya menunggu senja.
Mengajak berbagi jingga tapi tak pernah bisa.
Tak pernah.
Kembali ia tak menjumpa senja.
Dan pada hari setelahnya, setelah pertemuan yang tak pernah tiba, ia datang lagi menunggu lagi. .
Berulang lagi lalu lagi sambil tetap bertanya pada waktu kenapa dengan senja ia tak pernah bertemu.
Dengan jawaban yang sama setiap hari, kata waktu, "tunggu".

Minggu, 08 Februari 2015

Maaf

Lantas, selain kata RINDU, apalagi yang bisa aku tulis untuk saat ini.

Seperti hujan yang selalu datang tiba-tiba, diam-diam, dan selalu awet, rindu juga sedemikian datangnya.

Sampai detik ini, aku setengah sadar, masihkah aku memilikimu atau tidak ?

Aku selalu ingat kebodohan yang kuperbuat selama bersamamu.

Betapa bodohnya diriku memperlakukanmu seperti itu.

Aku juga selalu ingat, setiap kamu ingin tidur, setiap aku tiba-tiba menghilang, setiap aku tidak bisa membalas bbm atau sms mu, kamu selalu bilang

" aku sangat mencintaimu "

dan setiap kamu mengatakan itu, aku semakin menjauhimu.

Mengeluarkan ego ku yang ingin menang sendiri.

Tapi, apa kamu tau ? saat aku menghubungimu di tengah malam, mengajakmu menikah bersamamu, melambungkan imajinasiku bersamamu sampai dunia ini berakhir. kau kira itu hanya bercanda ?

Aku sadar, cukup banyak kesalahanku padamu, hingga kamu pergi.

Tuhan hanya sedang mengujiku, menyadarkanku akan apa yang seharusnya kulakukan untuk mengerti apa yang kamu mau.

Tuhan hanya sedang mengajariku bagaimana harus memperlakukan seseorang yang istimewa sepertimu.

Selain kata maaf yang bisa kuucapkan, aku juga berterima kasih sekali kepadamu untuk sebuah evolusi besar ini.

Ternyata menyadari kesalahannya sendiri itu sulit, tanpa akibat fatal, kita tak akan pernah menyadarinya.

Baik-baik disana, aku selalu mendoakan mu :)

Senin, 24 November 2014

Rindu Pasar Senen

Menghindar ? Aku rasa tak akan bisa. Aku tak ingin munafik untuk mengatakan " aku sudah melupakanmu ". Hari ini aku lelah sekali, ticket kereta Senja Utama bisnis  jam 20:55 tujuan Yogyakarta dari Pasar Senen memaksaku untuk tidak beristirahat selepas bekerja di salah satu universitas Swasta terkenal di Jakarta. Setelah ckeck out dari hotel sekitar jam 18:00, kakiku melangkah ke halte Trans Jakarta dengan penuh beban. Beban tas yang berat dan rasa lelah dibadan sangat terasa. Tapi aku tak ingin lelah karena kembali ke Jogjakarta adalah salah satu semangatku setelah bekerja beberapa hari disana. Kaki kanan menahan berat dan kadang kaki kiri, bergantian. Aku memang selalu begitu kalau antrian di Trans panjang, aku takut lelahku berlebihan kalau kedua kakiku lurus dan bersamaan menahan berat bebanku.

" neng lihat-lihat dong kalau jalan, jangan mainan handphone " gumam seorang lelaki paruh baya ke seorang gadis cantik.
" maaf pak saya..... "

Ah iya gadis itu, gadis tak berponi dengan rambut panjang yang diikat ke belakang dan terlihat menjadi lebih pendek dengan kacamata imut serta hidung mancungnya itu mengingatkanku akan seseorang. Seseorang yang mungkin dulu sangat berarti bagiku. Sesekali aku memandang gadis itu, gadis yang terlihat ketakutan. Entah takut karena pulang sendiri atau takut yang lain. Tapi sesekali gadis itu tersenyum, senyum manis itu mirip sekali dengan senyum ' dia'. Dia yang beberapa tahun lalu melewati waktu bersamaku. Aku merasakan kehadirannya kembali karena senyuman itu, senyuman teduh yang bermuara pada rindu. Rindu memang selalu seperti itu, seperti dendam, rindu harus dibalas sampai tuntas. Iya aku ternyata merasakan rindu disela himpitan antrean panjang orang-orang yang menunggu bus Trans Jakarta. Entah apa yang aku rasakan, aku merasa khawatir dan tidak rela jika gadis itu ikut berhimpitan disini, diruang halte kecil yang sesak dengan pengantre. Sial, untuk apa aku khawatir, bahkan gadis itu bukan orang yang aku rindukan. Gadis itu hanya mirip secara fisik dengan Dia. Sekian lama aku tak merasakan kekhawatiran seperti itu, kekhawatiran yang tertuju pada seorang gadis yang katanya ingin menghabiskan waktunya sampai tua bersamaku.

Jantungku bergetar hebat, gadis yang tadi mirip dengan dia berada disampingku, mendesak ke arahku, aku merasakan hangat lengan kanan atasnya menempel di lengan kiri atasku. Ah benar dia membuatku sangat bergetar, aku merasa dejavu, mungkin aku pernah merasakan getaran ini saat bersama dia, tapi sangat konyol dan tak mungkin sekali.

Sesekali desakan semakin menghimpit kita. Aku melihat, raut wajah gadis cantik itu mengatakan kalo dia sedang tersiksa, aku berusaha mendesak kananku dan depanku agar memberikan sedikit ruang kosong kepada gadis itu. Aku hanya reflek, aku hanya sedikit khawatir, khawatir yang wajar ketika gadisku merasa terganggu dengan sebuah keadaan.

Di dalam trans kita kembali bersampingan, entah rencana apa yang Tuhan berikan kepadaku, sehingga aku sedekat ini dengan gadis yang notabene berfisik seperti gadisku beberapa tahun lalu. Tanpa sepatah katapun ku ucapkan kepadanya, aku hanya diam, dan selalu diam. Bahkan untuk berkenalan ditempat yang ramai dan saling berhimpitan itu aku tak mampu, aku hanya ingin melindunginya, aku hanya takut terjadi sesuatu terhadapnya, aku hanya bisa melihat bibir tipis dan hidung mancungnya melempar senyum kearah depan. Sesekali aku melihat tangannya, tangan halus itu terlihat sekali, tanpa kuku yang menjulang dari batas kuku dan tangan, terlihat bersih dan indah sekali.

" pasar senen, pasar senen, yang kepasar senen siap-siap turun ". kata pegawai dalam trans.

Yah, inilah tujuanku. Saat itu aku berharap gadis itu juga turun disitu dan mungkin kita akan berkenalan kalau ada kesempatan jalan berdua bersama gadis itu, sekeluarku dari bus Trans ternyata gadis itu tak keluar dari bus itu.
Inilah faktanya, gadis itu memang bukan gadisku dulu, aku hanya merindukannya, aku hanya merasa salah khawatir dengan seseorang yang tak kukenal, yang hanya mirip secara fisik dengan gadisku yang dulu.

Sembari menunggu keretaku datang, aku menulis ini, bahkan sampai sekarang aku didalam kereta, aku masih ingin berusaha menuliskan rinduku kepadamu lewat tulisan ini. Aku tak ingin munafik. Kesepian selalu menghadirkan kerinduan yang mendalam, kerinduan kepada seseorang yang pernah berjanji ingin menghabiskan waktu bersamaku sampai tua. Aku kira aku sudah melupakanmu, ternyata aku salah, kebencinan yang selama ini akrab denganmu, kini telah berevolusi menjadi rindu. Rindu yang tak terbalas. Haruskah aku menuntut kau rindu kepadaku ? ah tentu saja tidak mungkin. Aku hanya bisa berdoa untukmu, untuk kebahagiaanmu. Mungkin saat ini aku berharap, suatu saat nanti aku akan bertemu lagi denganmu, dan berharap anak kita berteman baik. Dan saat ini aku sadar, melupakan kerinduan yang saat ini kurasakan adalah hal yang paling benar untuk aku lakukan. :) -sasono

Jumat, 31 Oktober 2014

Belum Ada Judul

Perkenalkan nama saya Arief, M Arief Sasono nama lengkapku. Nama pemberian orang tua ku 22 tahun yang lalu. Huruf M yang memang di berbagai surat penting hanya tercantum huruf “M” itu kepanjangan dari Muhammad yang mungkin memberikan nama itu agar aku bisa berkelakuan seperti Rasul dan nama belakang Sasono itu diambil dari nama bapak karena memang nama itu juga diberikan kepada nama belakang adekku.

Malam ini adalah malam minggu, malamnya orang pacaran begitulah kaum jomblo menyebut. Ditemani secangkir susu buatanku sendiri dengan playlist Iwan Fals dicampur White Shoes & The Couples Company menginspirasiku untuk menulis sesuatu yang mungkin ingin ku ceritakan kepada semua umat manusia di dunia. Sambil BBM an dengan seorang teman yang sedang gamang ditinggal pacarnya yang sudah 6 tahun menjalani hubungan asmara, sangat terlihat kesedihannya tapi aku merasa sangat kagum dengan dia, disela gamangnya dia berkeinginan menulis kisah cintanya pada saat itu. Karena memang dari dulu aku kagum karya-karyanya diblog dia, aku juga berkeinginan menulis sesuatu seperti apa yang dia tulis selama ini di blog. Dia juga menginspirasiku untuk menulis apa yang pernah aku rasakan.
BAGIAN 1

Dinginnya angin malam ini menusuk kulitku sampai ke tulang, terasa aneh memang dan tidak seperti biasanya pada malam-malam minggu yang kemarin. Ah, aku rasa ini hanya angin musim pancaroba yang berhembus dari tenggara ke barat laut membawa musim hujan yang sebentar lagi menerpa Indonesia. Bulan september memang periode mau hujan.

Dingin sekali memang, seolah memaksaku untuk pulang kerumah dan tiduran dikamar berselimut tebal dengan selimut putih cream bergambar tazmania yang tertata rapi ditata ibu diatas sprei cokelat muda polos, bukan selimut sih tapi bisa dibilang bed cover.

Seperti malam minggu yang sebelumnya, aku hanya berada disamping rumah sekedar main kartu bersama warga dan saling bercanda antar anak muda dan orang tua yang sudah akrab dengan candaan apapun, tepat di tugu samping rumahku, tugu lilin yang dibangun warga sekitar tahun 70an dengan model seperti monas mamun kecil. Ditempat itu setiap malam dipenuhi warga untuk berjaga meskipun kampung kami bisa dibilang aman,. Umm... ya sekedar kumpul-kumpul bagi yang mencari hiburan sembari banyak masalah keluarga yang mereka hadapi.

Tapi malam ini memang bukan malamku, angin memaksaku untuk masuk kerumah setelah selesai membuatkan para warga minuman susu panas dengan jahe yang aku bakar, yang aku tumbuk setelah dibersihkan kulitnya dari gosong api yang membakar jahe tersebut selama sekitar 15 menit. Walau belum menguap dan belum terasa ngantuknya, aku memaksakan diri untuk pulang kerumahku yang kecil dengan 2 kamar yang selalu kosong di belakang kamar tamu  yang berujung ruang makan dengan kulkas dibagian pojok kanan. Sebelum masuk kamar sesekali pasti aku tengok ke kamar bapak ibu yang berada di samping kamar tamu yang dibatasi tembok dan pintu kecil yang disampingnya ada kamar adekku yang juga selalu kosong karena dia sibuk dengan kuliahnya di semarang lalu jika berjalan lagi terdapatlah kamarku yang berbatasan langsung dengan dapur yang disampingnya ada gudang yang langsung mengarah ke kamar mandi.

Entah apa yang terjadi, malam ini sangat terasa dinginnya dan aku hanya berharap ini bukan pertanda buruk entah dalam hal kesehatan maupun perasaan takut yang selama ini selalu menghantuiku selama kurang lebih setahun ini. Iya, about my love story. Masalalu yang memaksaku untuk tidak mencintai seseorang lagi karena memang sulit untuk mencintai seseorang yang baru, rasa trauma sebenarnya sudah aku lupakan ini tapi sempat terulang kembali dibeberapa bulan terakhir ini,. Ya..ya.. ya.. aku sadar dibalik kesendirianku Tuhan memberikanku kesabaran yang lebih dan memberikan pelajaran tentang kesabaran terhadapku yang aku rasakan setelah kejadian dibeberapa bulan terakhir ini.

Sebelum aku bercerita tentang apa yang terjadi beberapa bulan ini, aku mau bercerita sedikit tentang kisah cintaku yang mungkin menurut sebagian orang itu hanya hal biasa terjadi dalam kisah cinta, namun itu memberiku pelajaran yang sangat berharga buat aku.

Sebelum aku dapat kursi universitas karena waktu itu masih sekolah, sekitaran tahun 2010 aku mengenal sosok wanita cantik yang banyak orang bilang bak princess barbie dengan muka imut dan kulit putihnya serta rambut poni depan khas dia.

CITRA DEWANTI

Nama yang cantik pemberian orang tua nya secantik orangnya. Kita saling kenal hanya melalui social media karena memang pada jaman itu aku lagi asik-asiknya chating. Tak pernah terpikirkan olehku memacari wanita seperti itu. Selain terlalu cantik menurutku, jarak juga tidak memungkinkan untuk kita berhubungan lebih jauh dan yang pasti kita juga belum pernah bertemu sama sekali. So, kita hanya saling sharing melalui chat tentang pendaftaran universitas negeri yang waktu itu masih banyak yang membuka pendaftaran calon mahasiswa baru.

Ngomongin soal daftar kuliah, aku ingat sekali saat itu aku sudah mulai daftar-daftar di Universitas dari 2009 bulan Desember dan belom sama sekali dapat kursi universitas untuk melanjutkan study ku sampai sekitaran bulan juni-juli an, harus bolak-balik sendirian klaten - semarang, klaten - bandung, klaten – jakarta berkali-kali. Ummm.. lumayan lelah lah untuk anak seusiaku keliling kesana kemari sendirian.  Akhirnya setelah sekian bulan bukalah pendaftaran Universitas Negeri Yogyakarta yang sekarang menjadi tempatku menuntut ilmu. Universitas yang memang bukan tujuanku melanjutkan study. Ya bisa dibilang terpaksa kuliah di uny atas desakan orang tua dan ya memang sudah banyak yang menutup pendaftaran.
Hari sabtu itu merupakan hari dimana minggunya akan diadakannya ujian masuk di UNY, masih teringat ketika itu aku nginep dihotel kecil didekat hotel Temtrem di jalan monjali, ya mau tidur dimana lagi selain dihotel, ke tempat temanpun segan, takut merepotkan mereka. Meskipun hotel murahan tapi tetep lah lumayan untuk sekedar beristirahat. Setiba di hotel sore hari, aku tidak berfikir banyak dan langsung buka laptop lalu tancapkan modem, buka deh aplikasi chating.  Semalaman chating dengan Citra tanpa peduli besok ada ujian yang mengharuskan bangun di pagi  buta. Meskipun Citra sering berkata dichat

“ Kamu belajar sana besok ujian, kesempatan terakhirmu hanya di UNY saja lho”.

Tapi tak pernah aku peduli sama hal itu.
Saat ujian selesai dengan sangat yakin aku bisa masuk di Universitas tersebut, dan seminggu kemudian Citra bilang bahwa dia ikut ujian di universitas negeri di surakarta. Setelah sebulan lebih akhirnya tibalah pengumuman yang aku dan Citra tunggu. Berdebar rasanya hatiku ingin segera melihat pengumuman yang mungkin itulah kesempatan terakhirku.

Akhirnya kita sama-sama diterima di universitas pilihan kita masing-masing, rasanya itu seperti naik lumba-lumba trus tiba tiba lumba-lumba itu terbang tinggi ke langit yang dipenuhi singa laut, ahhh gila deh rasanya.. Diterimanya Citra di Uns juga membuatku senang karena tidak terlalu jauh untuk ditempuh untuk berkemsempatan menemui dia. Citra di solo dan aku di jogja.
Setelah menyelesaikan semua acara kampus dari ospek dan bla bla bla, sepertinya aku berkeinginan sesekali nyamperin Citra ke solo, yaaaaa.. just for eat atau sekedarlah kita main-main, tapi waktuku terenggut acara bersama teman baru. Waktu belum bisa mempertemukan seorang teman yang selama ini aku anggap sebagai teman yang selalu memberiku semangat. Tapi Tuhan berkata lain, dia lah yang malah nyaperin aku di jogja tanpa kasih tau kalau dia ke jogja bersama 2 teman cowok sekelasnya yang kebetulan itu temannya hanya nganter ke jogja trus langsung pulang ke solo lagi. Setelah sore tiba Citra bilang kalau lagi dijogja, malam itupun serasa milikku karena aku bisa ngajak Citra ke sebuah coffe shop di babarsari yang memang sekarang sudah pindah tempat dan itupun menjadi coffe shop langgananku sampai saat ini. Coffe shop yang aku anggap sebagai coffe shop paling perfect dalam hal menu, pelayanan serta tempatnya yang enak. Dan dari sana pula aku  mulai mengenal seraut wajah yang selama ini menjadi lamunanku.

Setiba di coffe shop itu aku ketemu sama teman-teman yang kebetulan sudah lama tidak bertemu, teman semasa SMA, ya aku aja sih yang dulu masih sekolah, yang lain udah pada kerja..hahaha.
“eh bro apa kabar ?  besok kamu sekolah, jam segini kok masih main”.  Ujar teman lamaku padaku. “mas aku udah kuliah ya sekarang dijogja dan aku udah ngekos dong di jogja, udah gede gini” jawabku sambil bercanda. Setelah mendapatkan tempat duduk aku langsung memesan red eye gayo yang memang sekarang masih menjadi menu favorite ku sampai saat ini. Sembari menikmati secangkir kopi dan Citra menikmati pink floyd nya dimeja paling dekat dengan bar dengan dua kursi yang kita isi, kita saling ngobrol dari A-Z, saling menyampaikan apa yang selama ini diceritakan lewat chating dan terasa asik sekali ketika bercanda bersama Citra. Akibat kafein dari kopi dan tawanya yang masih jelas terbayang sampai saat ini enyahkan rasa ngantuk yang mulai hinggap.  Ya tentunya, Citra terlihat sangat ceria sekali malam itu, terlihat sangat menikmati pink floyd pesanannya sambil mengunyah nugget yang dulu katanya dia sangat suka sama nugget. Disela obrolanku bersamanya, dia berbisik kepadaku “besok pagi aku pulangnya ke solo gimana ya ?”. Akupun jawab dengan pelan juga “santai aja besok tak anterin ke stasiun”. Dan obrolan kita berdua pun kemana-mana, sampai hari larut malam. Setelah kehabisan bahan obrolan aku pun mengajak Citra pulang karena memang Citra juga sudah terlihat lelah. Aku antar Citra pulang ke kost temen cewek dia dan dilanjutkan dengan sms an setelah kita sampai di tempat masing-masing.
Pagi itupun sesuai janji aku jemput dia untuk anterin dia ke stasiun.

“selamat pagi Cit, we go now ?”

“eh kok cepat sekali lho kamu, oke aku ambil tas didalam sambil pamit sama Citra dulu ya”
 jawabnya sambil senyum-senyum padaku.

Dan diluar rencana, ternyata jadwal kereta pada jam itupun tidak ada yang ke solo.
Perdebatan tentang cara bagaimana dia pulang ke solo pun terjadi di jalan. Terlihat sekali kecemasan dia ketika tidak ada transport menuju kota surakarta. Aku putuskan untuk mengantar dia ke solo bersepeda motor pada waktu itu dengan syarat Citra mau anterin aku ketemu sama mantanku yang mungkin saat itu bagiku dia tak akan pernah tergantikan. Sebenarnya syarat itu hanya sebagai lelucon dijalan saja sih, tapi memang saat itu Citra menganggap hal itu adalah hal yang serius. Di jalan seperti biasa kita saling bercanda, karena saat itu aku alergi sama panas yang kebetulan aku hanya memakai cardigan warna biru muda dengan dua kantong imut didepan dan memakai kaos biru kado pemberian adek saat ulang tahun serta memakai celana jeans biru dan sepatu convers original yang masih awet karena sedikit kegedean. Tanganku pun merah-merah seperti dikerik.

“lihat deh Cit tanganku, udah kayak hell boy belom sih ? “

 “ ya allah kok bisa kaya gitu sih, kita berhenti dulu aja mas beli sarung tangan, enggak sakit itu ya “

“ santai aja santai,ini Cuma kena panas aja kok, biasa aja seperti ini” ujarku padanya.

 Setelah 2 jam lebih berlalu, terlalu lama ya ? Ya memang aku sengaja memacu motor mio merahku dengan pelan agar kita dapat menikmati perjalanan. Sampai di solo aku ketemu temanku semasa kecil dan tanpa terduga temanku semasa kecil itu satu kelas sama Citra, serasa dunia itu sempit. Iya teman lamaku namanya Abdur Rohman yang sering aku panggil maman, dia adalah temanku semenjak kecil karena kita memang dulu bertetangga, tak pernah aku lupa bagaimana masa kecilku memang banyak menghabiskan waktu bersamanya. Ditawarilah aku istirahat dikost maman, tidak bisa menolak karena mau pulang juga masih panas, akupun istirahat sendirian dikamar melepas ngantuk serta lelahku karena saat itu aku memang habis pulang dari coffe shop langsung kedepan laptop sekedar belajar hacking sampai pagi, selain belajar hacking aku juga takut kalau paginya aku tidak bisa bangun karena sudah ada janji nganterin Citra ke stasiun. Saat itu aku tersendiri di kamar maman karena memang mereka ada kuliah sampai agak sorean. Sekitaran sejam lebih 30 menit ada sms masuk,

“ Mas, tak bawain makan kamu 5 menit lagi keluar ya dari kamarmu”.

Wah ternyata Citra seperhatian itu tanpa tanya mau dibeliin makan enggak udah dibawain makan. Hanya “ok” pesan yang aku kirim padanya. Setelah 5 menit aku mendengar suara motor yang jelas itu motorku yang dia pakai kuliah. Akupun beranjak dari guling-gulingku dikasur maman lalu membuka pintu kos, dan benar saja terlihat dia bersama temannya.

“ Ini aku bawain makan buat kamu mas, kamu pasti laper soalnya semalam kamu belom tidur dan sepagi itu harus nganterin aku ke solo. Oh iya kenalin ini temenku namanya nimas, orang cina dia dari bengkulu “.

“ Oh aku arief mba “ jawabku padanya sambil saling jabat tangan.

Setelah itu dia pergi karena masih ada kuliah lagi, hanya menyempatkan waktu untuk membelikan sebungkus nasi ayam sama es teh plastik.

Menjelang sore mereka pulang kuliah dan langsung berkumpul di kos maman. Sebenarnya aku berniat pulang, tapi karena rayuan mereka akupun memutuskan untuk nginep disolo tanpa membawa baju ganti. Mereka berencana mengajak aku menikmati kota solo. Ketika Citra ngajakin keluar dan kita muter muter solo dan berhenti dijagung bakar diperempatan deket pasar gede, aku mulai nyaman saat beradaptasi ke teman-temannya. Aku pesan jagung bakar entah rasa apa aku lupa dengan beberapa bakso bakar dan sosis goreng, aku mulai bercanda sama teman-temannya. Entah kenapa belom 1 jam makan jagung Citra memutuskan untuk pulang,

“Lho kok kita Cuma sebentar aja sih Cit disini” ujarku

“Ah kalo anak-anak pasti bete lah disini lama-lama, aku mau ajakin kamu jalan-jalan dikampus”

“ Serius kamu mau ajakin aku jalan kaki muter-muter kampus malam gini ? “

“iyalah, mau enggak ?”

“mau banget lah”

“yaudah ayo kita pulang kalo gitu,biar motormu nanti dibawa maman, kita berdua jalan kaki dari depan kampus sampai belakang kampus”

“oke siap”

Setelah sampai kampus motorku dibawa maman yang langsung pergi meninggalkan kita berdua. Saat jalan kaki bersama Citra aku mulai merasa aneh dengan perasaanku, seringkali kita saling terdiam beberapa dan mungkin itu karena kita saling grogi. Aku mulai sadar saat itu aku mulai menyukainya.

Setelah berganti hari, aku pulang ke jogja dengan rasa senang sekali setelah semalaman disolo, tanpa rasa ragu langsung buat status di facebook “ thanks for beutifull day, really to nice to meet you, makasih beberapa hari ini” dan ber-tag nama Citra Dewanti. Kita saling smsan setelah perpisahan itu karena harus pulang ke jogja untuk menuntut ilmu. Bisa dibilang kalau saat itu aku jatuh cinta,entah jatuh cinta pada pandangan pertama, atau perhatian pertama, atau jatuh cinta melalui chating. Ya aku pokoknya jatuh cinta.

Kita semakin dekat karena komunikasi kita berbeda dengan sebelum-sebelumnya, makin rajin pokoknya sms dan chatnya. Tapi kedekatanku saat itu terasa agak tergangu saatsiang itu aku dibuat syok karena ada sms

“kamu enggak usah ganggu-ganggu aku lagi,aku gamau diganggu-gangguin sama kamu lagi,tolong ya”.

Aku mulai merasa sedikit kecewa, tapi aku curiga karena bahasanya tidak seperti yang biasanya Citra pakai. Ternyata benar saja, setelah itu aku mendapat sms lagi dia bilang minta maaf karena handhphone dibawa sama mantan yang satu kampus. Tidak habis pikir. Baru kuliah berapa minggu sudah punya mantan satu kelas, di sms itu dia juga bilang kalo tidak mau kehilangan aku “ aku sayang kamu” sms dari dia. Rasanya ketika ada cewek yang memang bikin kita nyaman bilang sayang sebelum ada status pacaran diantara kita. umm indah rasanya.

Kita semakin dekat dari hari ke hari, aku sering chat di facebook sama teman sekelas Citra namanya Afika. Karena memang di faceboook Citra status pernikahan dengan Afika teman sekelasnya itu. Aku sering bercanda sama afika masalah Citra.

“ fik fikk... kalo itu status pacaran sama Citra diganti sama aku kamu boleh enggak ?” candaanku ke fika.
“ boleh rip kalo Citra udah setuju kalo statusnya berpacaran sama kamu, kayaknya Citra suka lho sama kamu, tembak aja tembak” katanya padaku.

Aku semakin yakin kalo memilikinya bukanlah mimpiku lagi.  Pagi itu aku telp Citra.

“ Assalamualaikum,bisa bicara dengan princess barbie”
“ Wa’alaikumsalam, maaf barbie nya lagi pulang ke london”
“hahaha.. bisa aja kamu Cit”
“ Bisa dong, aku bisa kok membuatmu terbang, tapi jangan nyusul ke london ya”
“ AHAHAHA.. oh iya Cit aku mau kesolo, mau ajakin kamu keluar”
“ kapann ?? cepet kesini dong, aku kan kangen sama kamu “
“ ah aku belom kangen, entah kalo nanti sore, tunggu aja”
“  oh gitu ya jahat,hahaa”
“ yaudah sana siap-siap kuliah, aku mau mandi trus kuliah, nanti aku sms deh kalo aku kesolo”
“ iya deh, buruan kesini ya, hehehe “

Tanpa banyak mikir  2 hari setelah aku chating sama temennya di facebook aku langsung ke solo berniat aku mau bilang kalo aku sayang sama dia. Setelah sampai solo aku diajak kembali ke tempat jagung bakar yang memang aku kesana waktu pertama kali kita main disolo. Ya seperti biasa sambil makan jagung bakar dan kebetulan sekali ada pengamen bapak-bapak yang membawa gitar sambil meniup harmonika yang di ikatkan dilehernya menyanyikan lagu Ada Band yang judulnya Pemujamu, Saat bapak itu memaikan lagu untuk orang yang disebelahku, aku biliang sama Citra.

“Cit bapak itu keren ya, main gitar sambil nyanyi trus pake harmonika lagi ”
“ Kamu apa bisa kaya gitu,hahaha.”
“ Tapi aku bisa bikin kamu bahagia Cit, Cit tau enggak, sepertinya aku sayang sama kamu”
“ Ah sayang apa ? Buktinya apa kalo kamu sayang aku? “
“ Buktinya nanti aja kalo kita udah jadi suami istri,hahaha “
“ Ah kan bercanda lagi, kamu sukanya bercanda mulu mas ”
“ Kalo aku serius sayang kamu, memang kamu mau jadi pacarku ? “
“ Mungkin “
“ Ah tapi aku yang enggak mau pacaran sama kamu, kamu terlalu cantik sih “
“ Emang aku cantik dari lahir kok. wekk.. “
“ Yaudah, aku mau bilang, aku cinta Cit sama kamu, mau kah kamu jadi pacarku ? “
“ eh serius ? “
“ kalo yang ini serius, kalo enggak serius aku ogah deh kesini sama kamu, memang niatku mau bilang itu “
“ aku juga sayang kamu “

Nah dari sanalah aku memulai cerita ku selama 3 tahun bersama Citra yang menurutku sangatlah susah untuk dilupakan karena banyak hal indah yang kita alami selama itu.
Malam itu pula karena bahagianya aku memutuskan langsung ke jogja untuk kembali ke kegiatanku sebagai mahasiswa baru.

Weekend pertama kali Citra main ke jogja dan berkeinginan untuk tidur di kontrakanku. Citra ke jogja naik bus sumber kencono, bus favorite dia kalo ingin pergi ke jogja maupun pulang ke madiun. Saat itu adalah hari jumat, jumat sore itupun menjadi saksi bahwa itu pertemuaan kita dijogja pertama kali saat menyandang gelar pacaran.
Jumat malam itu juga menjadi saksi rasa kecewa ku pertama kali saat aku menjalin asmara dengan sama Citra,  malam itu dia tidur dikamar ku sedangkan aku tidur dikamar temanku disebelah kamarku,

“ yah, aku laper ini, kita keluar yuk makan. “
“ udah malam sayang, aku beliin aja ya, kamu nanti kedinginan kalo ikut keluar”
“ Yaudah gak papa deh, ati ati tapi ya sayang “
“ Iya, kamu pengen makan apa? “
“ Apa aja deh sayang, yang penting aku bisa makan, kamu sekalian beli juga lho tapi “
“ Oke tunggu sebentar ya “

 Setelah sudah dapat makan aku langsung ke kontrakan untuk langsung memberikan makanan itu kepada Citra. Disaat dia makan aku terkaget dengan chat facebooknya dengan mantan nya melalui laptop yang memang dari sepulang jemput dia aku buka facebook dia. Dia chat sama mantan memakai handphone sedangkan dia tidak tau kalau facebook dia memang saat itu aku buka. Saling sapa dengan panggilan “sai”di chat membuat aku agak kecewa dengan Citra, dan yang agak mengecewakan ada chat yang intinya bilang kalo

 “arip udah dateng dari beli makan, kita lanjutin besok lagi aja ya saii”.
Menunggu makannya habis aku langsung bertanya apa maksudnya dia chat seperti itu.
“ Maksudmu apa sih kaya gini, kalo kamu masih sama dony kamu gaperlu lah ya menerima cintaku kemarin “
“ Loh kenapa sih sayang, aku salah apa ? “
“ Kamu chat apa aja sama dony, kamu gak tau kalo facebookmu tak buka ya dari tadi dikamar sebelah “
“ maaf sayang, aku bukan maksud kaya gitu, oke aku telp dony sekarang ya, nanti aku bilang trus kalo kamu mau ngomong ya omongin aja, maafin aku, aku sayang sama kamu ”
“ Yaudah yaudah.. jangan diulangi lagi ya besok “
“ Iya janji “ sambil memelukku pertama kalinya”.

Selang beberapa lama kemudian aku mendengar kalau mantan Citra yang satu kelas itu pindah jurusan entah kenapa, entah karena hubunganku sama Citra atau memang kemauan sang mantan pindah jurusan.
 To be continued ya.... :p