Senin, 02 Maret 2015

PAGI YANG SIGKAT

Pagi tak bisa melawan waktu, mendebatnya kenapa datangnya singkat.
Pagi tak pernah lupa janjinya untuk datang lagi dikemudian hari, waktu juga tak menuntut lebih, tak kurang.
Pagi tak pernah lupa pada jingganya setelah ungu yang tak dimiliki senja.
Pagi akan menunggu.
Sampai habis waktunya menunggu senja.
Mengajak berbagi jingga tapi tak pernah bisa.
Tak pernah.
Kembali ia tak menjumpa senja.
Dan pada hari setelahnya, setelah pertemuan yang tak pernah tiba, ia datang lagi menunggu lagi. .
Berulang lagi lalu lagi sambil tetap bertanya pada waktu kenapa dengan senja ia tak pernah bertemu.
Dengan jawaban yang sama setiap hari, kata waktu, "tunggu".